#FAJ001: Memahami Dunia Jin Secara Syar'i - Fiqh Alam Jin

Illustrasi: awan yang menyerupai sebuah bentuk lukisan

Diakui bahwa alam ghaib, khususnya dunia jin merupakan tema menarik yang selalu diperbincangkan di tengah masyarakat kita. Ketertarikan dengan tema alam gaib ini pula yang menumbuhkan imajinasi dan kreasi banyak orang, khususnya para pelaku "bisnis" seperti menerbitkan majalah-majalah mistis, menghadirkan film dan sinetron horror serta melahirkan generasi baru dalam dunia perdukunan atau supranatural.

Di sebagian kalangan pesantren sendiri, kondisinya juga tidak jauh berbeda. Karena masih banyaknya pemahaman tradisional yang mendarah daging terhadap masalah ini sehingga seorang kyai baru dipandang alim dan sakti jika mampu melihat, memanggil dan berteman dengan jin. Seorang kyai diposisikan tidak ubahnya seperti seorang nabi. Bahkan tidak jarang di pesantren-pesantren diajarkan pula "ilmu hikmah", "ilmu karamah", hizib, isim, wifiq dan jimat-jimat (tamimah) serta mantra-mantra yang bukan dari ayat al-Qur'an atau ada juga dari al-Qur'an tapi tentunya dengan cara yang salah .*1)

Dikalangan masyarakat kita masih ada anggapan bahwa seorang kyai belum dianggap berwibawa atau kharismatik jika belum memiliki ilmu karomah dan ilmu kesaktian. Kita masih ingat, ada di antara kyai terkenal di Indonesia yang mengaku memiliki ribuan jin dan dapat mengerahkan makhluk ghaib ini untuk mengamankan acara besar yang akan dilaksanakan oleh kelompoknya. Disamping kyai-kyai yang tidak bertanggungjawab seperti ini, kondisi ini bak gayung bersambut dengan keberadaan masyarakat kita yang jauh dari pemahaman agama yang benar, khususnya berkaitan dengan dunia jin atau alam ghoib. Masyarakat kita lebih banyak belajar atau mengetahui alam ghoib melalui media cetak dan elektronik seperti majalah, tabloid dan koran serta tayangan film dan sinetron misteri yang tidak mendidik.

Oleh karena itu, kita berfikir dan berkeyakinan bahwa memberikan pendidikan kepada umat Islam seputar dunia jin dan alam ghoib dengan dilandasi dalil-dalil kuat dari al-Qur'an dan hadis-hadis shohih, merupakan keniscayaan dan sangat mendesak. Sebab, bagaimanapun masalah-masalah ghoib ini merupakan hal yang tidak bisa dipisahkan dengan dunia nyata dan kehidupan kita. Oleh karena kita dianjurkan untuk mengimani yang ghoib maka mau tidak mau kita harus mengkaji dan memahaminya sesuai dengan syari'at, bukan melalui pengalaman spritual, pengalaman mistis/gaib atau melalui semedi (meditasi) dan sebagainya. Mengimani yang ghoib sesuai syari'at adalah sebuah keniscayaan yang harus kita sampaikan ketengah-tengah masyarakat yang telah lama mendambakan pencerahan.

Memahami dunia jin sesuai syari'at tidak hanya dianjurkan bagi orang awam tapi juga bagi kalangan da'i, ustadz dan guru-guru agama di lembaga-lembaga pendidikan. Khususnya bagi peruqyah yang sehari-hari dihadapkan dengan persoalan ini, dituntut dapat memberikan pemahaman yang benar kepada pasien-pasiennya yang bertanya atau ketika berinteraksi dengan jin melalui orang yang sedang diruqyah. Bagi peruqyah harus benar-benar memahami dunia jin dengan baik agar tidak terkecoh dengan tipu muslihat setan.

Bagi umat Islam secara umum, memahami dunia jin dapat memberikan pencerahan sehingga tidak mudah terpedaya dengan penampilan-penampilan dan ucapan para dukun. Contohnya, ketika umat memahami bahwa jin itu makhluk ghoib yang hanya bisa dilihat aslinya oleh Allah dan nabi-nabi-Nya saja, maka ketika ada orang mengaku dapat melihat jin dalam bentuk aslinya, bahkan bisa menghadirkan dan berteman dengannya, tahulah ia bahwa orang yang mengaku itu bohong atau bersekutu dengan setan alias dukun.

Footnote dan Referensi:

*1): Baca kesaksian Gus Wachid di Majalah Gboib Edisi Khusus. Beliau adalah mantan pemasang jimat dan susuk yang tumbuh dan terdidik dikalangan pesantren, sekaligus pengasuh pondok pesantren di Jawa Timur. Masa-masa mudanya banyak digunakan untuk berburu "ilmu" ke berbagai daerah sampai akhirnya beliau dikenal sebagai kyai ahli pemasang jimat dan susuk. Setelah bertaubat dan meninggalkan praktek perdukunan itu, beliau giat berdakwah dikalangan kyai untuk memberantas kegiatan-kegiatan syirik dan bid'ah yang masih banyak bertebaran dikalangan pesantren. Tidak sedikit tantangan dan cobaan yang beliau hadapi dalam menegakkan kebenaran, khususnya dari kalangan kyai di daerahnya. Semoga Allah SWT memberikan keteguhan iman dan kemantapan diri beliau dalam menjalankan dakwah ini, amin!


Referensi Buku: Fiqih Alam Jin – Musdar Bustamam Tambusai: 23
 

0 Komentar