Banyak sekali ayat Al-Qur'an dan Hadits Rasulullah Saw yang secara pasti dan akurat menunjukan bahwa bangsa jin diciptakan dari api. Allah Swt berfirman:
وَخَلَقَ ٱلۡجَآنَّ مِن مَّارِجٖ مِّن نَّارٖ ١٥
Dia menciptakan jin dari nyala api.
[QS. Ar-Rahmân: 15]
Abdullah bin Abbas mengatakan maksud dari nyala api pada ayat diatas adalah dari nyala api yang murni (khâlişin nâr). Dalam riwayat lain, Abdullah bin Abbas mengatakan, maksudnya adalah dari ujung jilatannya [1], Allah berfirman lagi:
وَٱلۡجَآنَّ خَلَقۡنَٰهُ مِن قَبۡلُ مِن نَّارِ ٱلسَّمُومِ ٢٧
Dan kami telah menciptakan para jin sebelum (Adam) dari api yang sangat panas
[QS. Al-Hijr: 27]
قَالَ مَا مَنَعَكَ أَلَّا تَسۡجُدَ إِذۡ أَمَرۡتُكَۖ قَالَ أَنَا۠ خَيۡرٞ مِّنۡهُ خَلَقۡتَنِي مِن نَّارٖ وَخَلَقۡتَهُۥ مِن طِينٖ ١٢
Allah berfirman: 'Apakah yang menghalangimu untuk bersujud (kepada Adam) saat Aku menyuruhmu?' Iblis berkata: 'Aku lebih baik darinya (Adam), Engkau menciptakan aku dari api sementara Engkau menciptakannya dari tanah liat.
(QS. Al-Arâf: 12)
Bila ada orang masih menyanggah: "Bagaimana Anda bisa menjadikan perkataan Iblis sebagai dalil? Bukankah dia adalah pendusta?"
Jawabannya: "Sesungguhnya yang menjadi dalil bukan terletak pada perkataan Iblis itu sendiri, tetapi pada penetapan Allah kepadanya akan hal itu, sebab Allah tidak akan menetapkan sesuatu yang batil."
حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ رَافِعٍ وَعَبْدُ بْنُ حُمَيْدٍ قَالَ عَبْدٌ أَخْبَرَنَا و قَالَ ابْنُ رَافِعٍ حَدَّثَنَا عَبْدُ الرَّزَّاقِ أَخْبَرَنَا مَعْمَرٌ عَنْ الزُّهْرِيِّ عَنْ عُرْوَةَ عَنْ عَائِشَةَ قَالَتْ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ خُلِقَتْ الْمَلَائِكَةُ مِنْ نُورٍ وَخُلِقَ الْجَانُّ مِنْ مَارِجٍ مِنْ نَارٍ وَخُلِقَ آدَمُ مِمَّا وُصِفَ لَكُمْ
Telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Rafi' dan Abdu bin Humaid, berkata Abdu: Telah mengkhabarkan kepada kami, sedangkan Ibnu Rafi' berkata: Telah menceritakan kepada kami Abdurrazzaq telah mengkhabarkan kepada kami Ma'mar dari Az Zuhri dari Urwah dari Aisyah berkata: Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa Salam bersabda: "Malaikat diciptakan dari cahaya, jin diciptakan dari api yang menyala-nyala dan Adam diciptakan dari sesuatu yang telah disebutkan (ciri-cirinya) untuk kalian." [2]
Jika bangsa jin diciptakan dari api, bagaimana bisa jin yang inkar kepada Alloh disiksa dengan api?
Masalah ini adalah pertanyaan yang sering dilontarkan banyak orang , namun sekiranya mau berfikir jeli, niscaya mereka akan mengerti dan memahami, hakikatnya semua orang telah mengetahui bahwa manusia asalnya diciptakan dari tanah liat, tetapi sekarang manusia yang sudah disempurnakan Alloh SWT. bukan lagi sebagai tanah, asal-muasalnya saja dari tanah. Begitupula dengan jin yang diciptakan dari api sekarang mereka bukan lagi api. Sebagaimana yang telah diterangkan dalam banyak keterangan dalil, diantaranya adalah hadits riwayat imam Nasa'i dengan isnad shahih menurut syarat Imam Bukhari. Dari Ummul Mu'minin Aisyah ra. ia bercerita; "ketika Rasululloh SAW. melaksanakan shalat, tiba-tiba datanglah setan menghampiri beliau, maka beliaupun membantingnya lalu mencekiknya, kemudian beliau bersabda:
حَتَّى وَجَدْتُ بَرْدَ لِسَانِهِ عَلَى يَدَيَّ
"sampai-sampai saya bisa merasakan dingin lidahnya pada tanganku"
Hadits yang sama juga ditemukan dalam Sunan Daruqutni (Muassasah Ar-Risalah) atau dalam Shahih Ibnu Hibban.
Berdasarkan hadits ini, jelaslah bangsa jin tidak lagi berbentuk api, karena jika berbentuk api tentu Rasulullah SAW. tidak merasakan dinginnya lidah setan. Diantaranya juga adalah sabda Rasulullah SAW:
حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ سَلَمَةَ الْمُرَادِيُّ حَدَّثَنَا عَبْدُ اللَّهِ بْنُ وَهْبٍ عَنْ مُعَاوِيَةَ بْنِ صَالِحٍ يَقُولُ حَدَّثَنِي رَبِيعَةُ بْنُ يَزِيدَ عَنْ أَبِي إِدْرِيسَ الْخَوْلَانِيِّ عَنْ أَبِي الدَّرْدَاءِ قَالَ قَامَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَسَمِعْنَاهُ يَقُولُ أَعُوذُ بِاللَّهِ مِنْكَ ثُمَّ قَالَ أَلْعَنُكَ بِلَعْنَة اللَّهِ ثَلَاثًا وَبَسَطَ يَدَهُ كَأَنَّهُ يَتَنَاوَلُ شَيْئًا فَلَمَّا فَرَغَ مِنْ الصَّلَاةِ قُلْنَا يَا رَسُولَ اللَّهِ قَدْ سَمِعْنَاكَ تَقُولُ فِي الصَّلَاةِ شَيْئًا لَمْ نَسْمَعْكَ تَقُولُهُ قَبْلَ ذَلِكَ وَرَأَيْنَاكَ بَسَطْتَ يَدَكَ قَالَ إِنَّ عَدُوَّ اللَّهِ إِبْلِيسَ جَاءَ بِشِهَابٍ مِنْ نَارٍ لِيَجْعَلَهُ فِي وَجْهِي فَقُلْتُ أَعُوذُ بِاللَّهِ مِنْكَ ثَلَاثَ مَرَّاتٍ ثُمَّ قُلْتُ أَلْعَنُكَ بِلَعْنَةِ اللَّهِ التَّامَّةِ فَلَمْ يَسْتَأْخِرْ ثَلَاثَ مَرَّاتٍ ثُمَّ أَرَدْتُ أَخْذَهُ وَاللَّهِ لَوْلَا دَعْوَةُ أَخِينَا سُلَيْمَانَ لَأَصْبَحَ مُوثَقًا يَلْعَبُ بِهِ وِلْدَانُ أَهْلِ الْمَدِينَةِ
Telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Salamah al-Muradi telah menceritakan kepada kami Abdullah bin Wahb dari Muawiyah bin Shalih dia berkata: telah menceritakan kepadaku Rabi'ah bin Yazid dari Abu Idris al-Khaulani dari Abu ad-Darda' dia berkata: "Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam berdiri, lalu kami mendengarnya berkata: 'Aku berlindung kepada Allah dari kejahatanmu', lalu beliau juga mengucap ucapan ini sebanyak tiga kali, 'Aku melaknatmu dengan laknat Allah', dan beliau membentangkan tangannya seakan sedang menerima sesuatu. Manakala beliau telah selesai melaksanakan shalat, kami pun bertanya, 'Wahai Rasulullah, kami telah mendengarmu mengucapkan sesuatu di dalam shalat yang sebelumnya kami belum pernah mendengarmu mengucapkannya, dan kami juga melihatmu membentangkan tanganmu padanya.' Beliau menjawab, 'Sesungguhnya musuh Allah, iblis datang dengan membawa api untuk diletakkan di wajahku maka aku pun berdoa, A'uudzu billaahi minka ('Aku berlindung kepada Allah dari kejahatanmu'), sebanyak tiga kali. Kemudian aku berkata: Al'anauka bila'natillaahit taammati ('Aku melaknatmu dengan laknat Allah'), sebanyak tiga kali, namun dia tidak juga mundur. Lalu aku ingin membinasakannya. Dan demi Allah, kalaulah bukan karena doa saudara kita, Nabi Sulaiman, niscaya setan itu sudah terikat di amsjid dan dipermainkan oleh anak-anak penduduk Madinah'." (HR. Muslim)
Sebuah hadits riwayat Imam Malik dalam Al-Muwattha; dari Yahya bin Said, dia berkata (hadits murshal) "Pada malam Isra, Rasulullih SAW. melihat jin ifrit yang mengejar beliau sambil membawa seberkas api, setiap kali menoleh beliar SAW selalu melihatnya. Lalu malaikat Jibril as. berkata kepada beliau; maukah anda aku ajari beberapa kalimat (do'a), jika anda mengucapkannya, niscaya nyala apinya akan padam dan bahan bakarnya habis? (Al-Hadits).
Dua hadits diatas menjadi bukti bahwa jika iblis tetap berada dalam wujud apinya, tentu dia tidak membutuhkan pelita atau seberkas api, diantaranya juga sabda Rasululloh SAW:
إِنَّ الشَّيْطَانَ يَجْرِيْ مِنَ الْاِنْسَانِ مَجْرَ الدَّمَّ
"Sesungguhnya setan berpindah-pindah didalam tubuh manusia melalui aliran darah" [3]
Seandainya setan masih pada wujud apinya, tentu dia akan membakar manusia.
Jika ada yang mengatakan bahwa maksud hadits ini adalah gangguan (godaan) setan, maka jawabannya "para ulama ushul fiqih menyepakati tidak boleh mengalihkan makna suatu kalimat (bentuk) dari maksud zahirnya kecuali jika ada penghubungnya, lalu apakah didalam hadits tersebut ada penghubung ?"
Selaras dengan hal itu, bahwa manusia juga diciptakan dari tanah liat, dan ia juga akan merasakan sakit apabila dilempar dengannya, Manusia juga diciptakan dari air (sperma) dan ia terkadang merasakan sakit jika disiksa dengan air.
Hal yang lebih tepat dan lebih baik jika kita katakan adalah "sesungguhnya Alloh maha kuasa atas segala sesuatu"
[1]. Tafsir Ibnu Katsir (4/271)
[2]. HR. Imam Muslim | (18/123 - Syarh Nawawi) | # 2996
[3]. HR. Imam Bukhari (4/282 - Fathul Baari) | Imam Muslim (14/155 - Syarh An-Nawawi)
Referensi Kitab/ Buku:
» Syaikh Wahid Abdussalam Bali : Ruqyah, Jin Sihir dan Teraphinya
0 Komentar
Silahkan sampaikan komentar anda dalam bahasa yang santun, dan tidak diperbolehkan menggunakan kata-kata kotor, menyinggung dan menyerang pihak tertentu. dan dilarang keras mengirim link spam. terimakasih