Permusuhan Setan kepada Manusia


Permusuhan setan dan manusia sudah dimulai sejak manusia belum menghuni bumi, kejadian yang mencengangkan ini terjadi di hadapan Allah c, Betapa angkuhnya perbuatan setan ini. Saat Allah memerintahkan dia untuk sujud kepada Adam, ia enggan untuk melakukannya karena ada kedengkian yang besar dalam hatinya. Karenanya, Allah mengutuknya sehingga setan menjadi makhluk yang terlaknat, karena satu maksiat yang mereka lakukan maka ia diusir dari surga Allah c. 1)

A. Awal mula benih kedengkian tumbuh

Permusuhan setan terhadap manusia telah dimulai sejak mereka berada di surga. Hal itu terjadi pada dua masalah:

Pertama; Setan menolak untuk bersujud kepada Adam, karena iri dan dengki atas kemuliaan yang Allah berikan kepadanya. Para Malaikat bersujud kepadanya kecuali Iblis yang enggan bersujud padahal ia mampu melakukannya. Iblis berkata: Saya lebih baik daripadanya; sebagaimana firman Allah S.W.T

مَا مَنَعَكَ أَلَّا تَسۡجُدَ إِذۡ أَمَرۡتُكَۖ قَالَ أَنَا۠ خَيۡرٞ مِّنۡهُ خَلَقۡتَنِي مِن نَّارٖ وَخَلَقۡتَهُۥ مِن طِينٖ ١٢

Allah berfirman: "Apakah yang menghalangimu untuk bersujud (kepada Adam) di waktu Aku menyuruhmu?" Menjawab iblis "Saya lebih baik daripadanya: Engkau ciptakan saya dari api sedang dia Engkau ciptakan dari tanah" - (QS. Al-A'raf: 12).

Iblis juga berkata:

قَالَ أَرَءَيۡتَكَ هَٰذَا ٱلَّذِي كَرَّمۡتَ عَلَيَّ لَئِنۡ أَخَّرۡتَنِ إِلَىٰ يَوۡمِ ٱلۡقِيَٰمَةِ لَأَحۡتَنِكَنَّ ذُرِّيَّتَهُۥٓ إِلَّا قَلِيلٗا ٦٢

Dia (iblis) berkata: "Terangkanlah kepadaku inikah orangnya yang Engkau muliakan atas diriku? Sesungguhnya jika Engkau memberi tangguh kepadaku sampai hari kiamat, niscaya benar-benar akan aku sesatkan keturunannya, kecuali sebahagian kecil" – (QS. Al-Isra: 62)

Balasan yang diterima Iblis setimpal dengan perbuatan yang dilakukannya dan kesombongannya telah menyebabkannya terkutuk dan terhina, karena Allah tidak rela keagungan-Nya ditandingi.

Allah berfirman:

قَالَ فَٱهۡبِطۡ مِنۡهَا فَمَا يَكُونُ لَكَ أَن تَتَكَبَّرَ فِيهَا فَٱخۡرُجۡ إِنَّكَ مِنَ ٱلصَّٰغِرِينَ ١٣

Allah berfirman: "Turunlah kamu dari surga itu; karena kamu tidak sepatutnya menyombongkan diri di dalamnya, maka keluarlah, sesungguhnya kamu termasuk orang-orang yang hina" (QS. Al-A’raf: 13)

Kedua; Setelah Iblis melihat bahwa yang menyebabkan keseng-saraannya adalah Adam, maka ia berpikir untuk membalas dan memanfaatkan setiap kesempatan yang ada. Iblis akhirnya menggoda dan menyesatkan Adam dan Hawa untuk memakan buah yang terlarang. Ketika Allah menempatkan Adam dan Hawa di Surga, ia menghalalkan semua buah-buahan yang ada kecuali satu pohon. Allah c melarang mendekati pohon itu dan mengambil buahnya sebagai ujian dari-Nya. Ketika setan mengetahui hal ini, maka ia memanfaatkan kesempatan ini dengan cara menggoda dan membisikkannya untuk memakan buah terlarang itu, mereka durhaka kepada Allah. Terkadang setan datang kepada mereka dengan memberikan janji-janji kekekalan di Surga dan terkadang dengan bersumpah sebagai orang yang memberikan Nasihat. Allah berfirman:

فَوَسۡوَسَ لَهُمَا ٱلشَّيۡطَٰنُ لِيُبۡدِيَ لَهُمَا مَا وُۥرِيَ عَنۡهُمَا مِن سَوۡءَٰتِهِمَا وَقَالَ مَا نَهَىٰكُمَا رَبُّكُمَا عَنۡ هَٰذِهِ ٱلشَّجَرَةِ إِلَّآ أَن تَكُونَا مَلَكَيۡنِ أَوۡ تَكُونَا مِنَ ٱلۡخَٰلِدِينَ ٢٠ وَقَاسَمَهُمَآ إِنِّي لَكُمَا لَمِنَ ٱلنَّٰصِحِينَ ٢١

Maka syaitan membisikkan pikiran jahat kepada keduanya untuk menampakkan kepada keduanya apa yang tertutup dari mereka yaitu auratnya dan syaitan berkata: "Tuhan kamu tidak melarangmu dan mendekati pohon ini, melainkan supaya kamu berdua tidak menjadi malaikat atau tidak menjadi orang-orang yang kekal (dalam surga)"

Dan dia (syaitan) bersumpah kepada keduanya. "Sesungguhnya saya adalah termasuk orang yang memberi nasehat kepada kamu berdua" - (QS. Al-A’raf: 20-21)

Adam dan Hawa memakan buah terlarang itu, lalu mereka bertaubat dan Allah menerima taubat mereka. Kemudian mereka diturunkan ke bumi. Allah menyebutkan kedua masalah ini dalam firman-Nya:

وَإِذۡ قُلۡنَا لِلۡمَلَٰٓئِكَةِ ٱسۡجُدُواْ لِأٓدَمَ فَسَجَدُوٓاْ إِلَّآ إِبۡلِيسَ أَبَىٰ ١١٦ فَقُلۡنَا يَٰٓـَٔادَمُ إِنَّ هَٰذَا عَدُوّٞ لَّكَ وَلِزَوۡجِكَ فَلَا يُخۡرِجَنَّكُمَا مِنَ ٱلۡجَنَّةِ فَتَشۡقَىٰٓ ١١٧ إِنَّ لَكَ أَلَّا تَجُوعَ فِيهَا وَلَا تَعۡرَىٰ ١١٨ وَأَنَّكَ لَا تَظۡمَؤُاْ فِيهَا وَلَا تَضۡحَىٰ ١١٩ فَوَسۡوَسَ إِلَيۡهِ ٱلشَّيۡطَٰنُ قَالَ يَٰٓـَٔادَمُ هَلۡ أَدُلُّكَ عَلَىٰ شَجَرَةِ ٱلۡخُلۡدِ وَمُلۡكٖ لَّا يَبۡلَىٰ ١٢٠ فَأَكَلَا مِنۡهَا فَبَدَتۡ لَهُمَا سَوۡءَٰتُهُمَا وَطَفِقَا يَخۡصِفَانِ عَلَيۡهِمَا مِن وَرَقِ ٱلۡجَنَّةِۚ وَعَصَىٰٓ ءَادَمُ رَبَّهُۥ فَغَوَىٰ ١٢١ ثُمَّ ٱجۡتَبَٰهُ رَبُّهُۥ فَتَابَ عَلَيۡهِ وَهَدَىٰ ١٢٢ قَالَ ٱهۡبِطَا مِنۡهَا جَمِيعَۢاۖ بَعۡضُكُمۡ لِبَعۡضٍ عَدُوّٞۖ فَإِمَّا يَأۡتِيَنَّكُم مِّنِّي هُدٗى فَمَنِ ٱتَّبَعَ هُدَايَ فَلَا يَضِلُّ وَلَا يَشۡقَىٰ ١٢٣

116. Dan (ingatlah) ketika Kami berkata kepada malaikat: "Sujudlah kamu kepada Adam", maka mereka sujud kecuali iblis. Ia membangkang
117. Maka Kami berkata: "Hai Adam, sesungguhnya ini (iblis) adalah musuh bagimu dan bagi isterimu, maka sekali-kali janganlah sampai ia mengeluarkan kamu berdua dari surga, yang menyebabkan kamu menjadi celaka
118. Sesungguhnya kamu tidak akan kelaparan di dalamnya dan tidak akan telanjang
119. dan sesungguhnya kamu tidak akan merasa dahaga dan tidak (pula) akan ditimpa panas matahari di dalamnya"
120. Kemudian syaitan membisikkan pikiran jahat kepadanya, dengan berkata: "Hai Adam, maukah saya tunjukkan kepada kamu pohon khuldi dan kerajaan yang tidak akan binasa?
121. Maka keduanya memakan dari buah pohon itu, lalu nampaklah bagi keduanya aurat-auratnya dan mulailah keduanya menutupinya dengan daun-daun (yang ada di) surga, dan durhakalah Adam kepada Tuhan dan sesatlah ia
122. Kemudian Tuhannya memilihnya maka Dia menerima taubatnya dan memberinya petunjuk
123. Allah berfirman: "Turunlah kamu berdua dari surga bersama-sama, sebagian kamu menjadi musuh bagi sebagian yang lain. Maka jika datang kepadamu petunjuk daripada-Ku, lalu barangsiapa yang mengikut petunjuk-Ku, ia tidak akan sesat dan tidak akan celaka - - (QS. Taha: 116-123)

Kemudian, mulailah permusuhan itu di muka bumf, dan inilah inti dari pembahasan kitab ini.

B. Akhir permusuhan

Permusuhan setan terhadap manusia tidak ada akhirnya, baik di dunia maupun di akhirat. Adapun permusuhannya di dunia ada dua macam:

1). Permusuhan khusus terhadap setiap manusia

Permusuhan ini dimulai sejak manusia dilahirkan ke dunia. Sebagaimana dinyatakan dalam Shahih Al-Bukhari dan Shahih Muslim, Rasulullah g bersabda:

مَا مِنْ مَوْلُودٍ يُولَدُ إِلَّا نَخَسَهُ الشَّيْطَانُ فَيَسْتَهِلُّ صَارِخًا مِنْ نَخْسَةِ الشَّيْطَانِ إِلَّا ابْنَ مَرْيَمَ وَأُمَّهُ

"Setiap bayi yang dilahirkan pasti akan ditikam oleh setan sehing-ga is menangis karena tikamannya, kecuali Isa putra Maryam dan ibunya." (HR Al-Bukhari, Muslim dan Malik)

Permusuhan setan terhadap manusia terus berlangsung selama ruh belum berpisah dari jasad, sebagaimana dalam hadits shahih yang diriwayatkan dari Rasulullah:

إِنَّ الشَّيْطَانَ قَالَ وَعِزَّتِكَ يَا رَبِّ لَا أَبْرَحُ أُغْوِي عِبَادَكَ مَا دَامَتْ أَرْوَاحُهُمْ فِي أَجْسَادِهِمْ قَالَ الرَّبُّ وَعِزَّتِي وَجَلَالِي لَا أَزَالُ أَغْفِرُ لَهُمْ مَا اسْتَغْفَرُونِي

Sesungguhnya setan berkata: "Demi kemuliaan-Mu wahai Rabb, aku senantiasa akan menggelincirkan hamba-hamba-Mu selama ruh mereka masih ada di dalam jasad-jasad mereka, " maka Rabb berfirman: "Demi kemuliaan dan keagungan-Ku, Aku akan senantiasa mengampuni mereka selama mereka meminta ampun kepada-Ku." – (HR. Ahmad) 2)

2. Permusuhan umum terhadap semua manusia yang hidup di akhir zaman, di mana setan akan menyesatkan manusia semuanya sehingga tidak ada lagi di muka bumi seorang muslim.

Imam Muslim meriwayatkan di dalam Shahihnya bahwa Rasulullah g ketika menyebutkan berbagai bencana yang akan terjadi di akhir zaman, beliau bersabda:

... فَيَبْقَى شِرَارُ النَّاسِ فِي خِفَّةِ الطَّيْرِ وَأَحْلَامِ السِّبَاعِ لَا يَعْرِفُونَ مَعْرُوفًا وَلَا يُنْكِرُونَ مُنْكَرًا فَيَتَمَثَّلُ لَهُمْ الشَّيْطَانُ فَيَقُولُ أَلَا تَسْتَجِيبُونَ فَيَقُولُونَ فَمَا تَأْمُرُنَا فَيَأْمُرُهُمْ بِعِبَادَةِ الْأَوْثَانِ وَهُمْ فِي ذَلِكَ دَارٌّ رِزْقُهُمْ حَسَنٌ عَيْشُهُمْ ثُمَّ يُنْفَخُ فِي الصُّورِ ...

…"Maka tinggallah (di dunia) manusia-manusia jahat yang semakin merajalela dalam kejahatan bagaikan burung beterbangan, dan dalam kelaliman bagaikan tingkah laku binatang buas, mereka ti-dak lagi mengenal kebaikan dan tidak mengingkari kemungkaran. Setan datang kepada mereka menjelma seperti mereka dan berkata, 'Maukah kalian memenuhi ajakanku?' Mereka bertanya, Apa yang akan engkau perintahkan kepada kami?'Setan lalu memerin-tahkan kepada mereka untuk menyembah berhala, saat itu rezeki mereka mengalir dan kehidupan membaik. Kemudian sangkakala ditiupkan…"(HR. Muslim – Shahih Muslim: 5233 | Musnad Ahmad: 6268).

Allah telah menangguhkan hidup setan hingga akhir zaman, sebagaimana firman-Nya:

قَالَ رَبِّ فَأَنظِرۡنِيٓ إِلَىٰ يَوۡمِ يُبۡعَثُونَ ٧٩ قَالَ فَإِنَّكَ مِنَ ٱلۡمُنظَرِينَ ٨٠ إِلَىٰ يَوۡمِ ٱلۡوَقۡتِ ٱلۡمَعۡلُومِ ٨١

79. Iblis berkata: "Ya Tuhanku, beri tangguhlah aku sampai hari mereka dibangkitkan"
80. Allah berfirman: "Sesungguhnya kamu termasuk orang-orang yang diberi tangguh
81. sampai kepada hari yang telah ditentukan waktunya (hari Kiamat)" – (QS. Shad: 79 – 81)

Hikmah setan dibiarkan hidup hingga akhir zaman adalah:

1. Untuk memberikan ujian kepada semua manusia sehingga akan dapat dibedakan antara yang baik dan yang jahat, saleh dan fasik. Sebab seandainya Allah mematikan setan, maka tujuan ini tidak akan tercapai.

2. Untuk menambah besar dosa orang-orang yang berbuat dosa sehingga siksa yang akan ditimpakan kepada mereka juga semakin berat dan siksa seberat itulah yang layak untuk mereka.

3. Agar setan dapat menguasai orang-orang yang berbuat jahat dan mengendalikan mereka. Allah berfirman:

إِنَّمَا سُلۡطَٰنُهُۥ عَلَى ٱلَّذِينَ يَتَوَلَّوۡنَهُۥ وَٱلَّذِينَ هُم بِهِۦ مُشۡرِكُونَ ١٠٠

Sesungguhnya kekuasaannya (syaitan) hanyalah atas orang-orang yang mengambilnya jadi pemimpin dan atas orang-orang yang mempersekutukannya dengan Allah – (QS. An-Nahl: 100)

Permusuhan Setan di Akhirat

Jika Allah memutuskan perkara di antara hamba-hamba-Nya dengan kebenaran, maka setan berkata kepada pars pengikutnya:

وَقَالَ ٱلشَّيۡطَٰنُ لَمَّا قُضِيَ ٱلۡأَمۡرُ إِنَّ ٱللَّهَ وَعَدَكُمۡ وَعۡدَ ٱلۡحَقِّ وَوَعَدتُّكُمۡ فَأَخۡلَفۡتُكُمۡۖ وَمَا كَانَ لِيَ عَلَيۡكُم مِّن سُلۡطَٰنٍ إِلَّآ أَن دَعَوۡتُكُمۡ فَٱسۡتَجَبۡتُمۡ لِيۖ فَلَا تَلُومُونِي وَلُومُوٓاْ أَنفُسَكُمۖ مَّآ أَنَا۠ بِمُصۡرِخِكُمۡ وَمَآ أَنتُم بِمُصۡرِخِيَّ إِنِّي كَفَرۡتُ بِمَآ أَشۡرَكۡتُمُونِ مِن قَبۡلُۗ إِنَّ ٱلظَّٰلِمِينَ لَهُمۡ عَذَابٌ أَلِيمٞ ٢٢

Dan berkatalah syaitan tatkala perkara (hisab) telah diselesaikan: "Sesungguhnya Allah telah menjanjikan kepadamu janji yang benar, dan akupun telah menjanjikan kepadamu tetapi aku menyalahinya. Sekali-kali tidak ada kekuasaan bagiku terhadapmu, melainkan (sekedar) aku menyeru kamu lalu kamu mematuhi seruanku, oleh sebab itu janganlah kamu mencerca aku akan tetapi cercalah dirimu sendiri. Aku sekali-kali tidak dapat menolongmu dan kamupun sekali-kali tidak dapat menolongku. Sesungguhnya aku tidak membenarkan perbuatanmu mempersekutukan aku (dengan Allah) sejak dahulu". Sesungguhnya orang-orang yang zalim itu mendapat siksaan yang pedih – (QS. Ibrahim: 22)

Kemudian setan dan manusia yang menyembahnya akan digiring ke neraka, Allah S.W.T berfirman:

۞ٱحۡشُرُواْ ٱلَّذِينَ ظَلَمُواْ وَأَزۡوَٰجَهُمۡ وَمَا كَانُواْ يَعۡبُدُونَ ٢٢ مِن دُونِ ٱللَّهِ فَٱهۡدُوهُمۡ إِلَىٰ صِرَٰطِ ٱلۡجَحِيمِ ٢٣ وَقِفُوهُمۡۖ إِنَّهُم مَّسۡ‍ُٔولُونَ ٢٤ مَا لَكُمۡ لَا تَنَاصَرُونَ ٢٥ بَلۡ هُمُ ٱلۡيَوۡمَ مُسۡتَسۡلِمُونَ ٢٦

22. (kepada malaikat diperintahkan): "Kumpulkanlah orang-orang yang zalim beserta teman sejawat mereka dan sembahan-sembahan yang selalu mereka sembah
23. selain Allah; maka tunjukkanlah kepada mereka jalan ke neraka
24. Dan tahanlah mereka (di tempat perhentian) karena sesungguhnya mereka akan ditanya
25. "Kenapa kamu tidak tolong menolong?
26. Bahkan mereka pada hari itu menyerah diri – (QS. Ash-Shaffat: 22-26)

Mereka kemudian dilemparkan semuanya ke dalam Neraka Jahannam. Allah berfirman:

فَكُبۡكِبُواْ فِيهَا هُمۡ وَٱلۡغَاوُۥنَ ٩٤ وَجُنُودُ إِبۡلِيسَ أَجۡمَعُونَ ٩٥ قَالُواْ وَهُمۡ فِيهَا يَخۡتَصِمُونَ ٩٦ تَٱللَّهِ إِن كُنَّا لَفِي ضَلَٰلٖ مُّبِينٍ ٩٧

94. Maka mereka (sembahan-sembahan itu) dijungkirkan ke dalam neraka bersama-sama orang-orang yang sesat
95. dan bala tentara iblis semuanya
96. Mereka berkata sedang mereka bertengkar di dalam neraka
97. "demi Allah: sungguh kita dahulu (di dunia) dalam kesesatan yang nyata – (QS. Asy-Syu’ara: 94-97)

Allah menjelaskan tentang setan dan orang-orang yang menyembah mereka:

فَكَانَ عَٰقِبَتَهُمَآ أَنَّهُمَا فِي ٱلنَّارِ خَٰلِدَيۡنِ فِيهَاۚ وَذَٰلِكَ جَزَٰٓؤُاْ ٱلظَّٰلِمِينَ ١٧

Maka adalah kesudahan keduanya, bahwa sesungguhnya keduanya (masuk) ke dalam neraka, mereka kekal di dalamnya. Demikianlah balasan orang-orang yang zalim – (QS. Al-Hasyr: 17)

lnilah nasib akhir setan dan orang-orang yang taat kepada mereka. Allah berfirman:

إِنَّ ٱلۡمُجۡرِمِينَ فِي عَذَابِ جَهَنَّمَ خَٰلِدُونَ ٧٤ لَا يُفَتَّرُ عَنۡهُمۡ وَهُمۡ فِيهِ مُبۡلِسُونَ ٧٥ وَمَا ظَلَمۡنَٰهُمۡ وَلَٰكِن كَانُواْ هُمُ ٱلظَّٰلِمِينَ ٧٦

74. Sesungguhnya orang-orang yang berdosa kekal di dalam azab neraka Jahannam
75. Tidak diringankan azab itu dari mereka dan mereka di dalamnya berputus asa
76. Dan tidaklah Kami menganiaya mereka tetapi merekalah yang menganiaya diri mereka sendiri – (QS. Az-Zukhruf: 74-76)

Orang-orang kafir dan sesembahan mereka yang paling besar (setan) berada dalam permusuhan yang berkelanjutan dan azab yang selamanya, sedangkan orang-orang mukmin menyaksikan mereka dengan tertawa. Allah berfirman:

فَٱلۡيَوۡمَ ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ مِنَ ٱلۡكُفَّارِ يَضۡحَكُونَ ٣٤ عَلَى ٱلۡأَرَآئِكِ يَنظُرُونَ ٣٥ هَلۡ ثُوِّبَ ٱلۡكُفَّارُ مَا كَانُواْ يَفۡعَلُونَ ٣٦

34. Maka pada hari ini, orang-orang yang beriman menertawakan orang-orang kafir
35. mereka (duduk) di atas dipan-dipan sambil memandang
36. Sesungguhnya orang-orang kafir telah diberi ganjaran terhadap apa yang dahulu mereka kerjakan – (QS. Al-Muthaffifin: 34-36) 3)


1) Al Mashari’ Mausu'ah kamilah 'an Al Jin wa syayathin. Hal 16, Mahmud Al Misry, Maktabah Shafa, cet. I 2010.
2) Hadits Shahih dalam Shahih Al Jami': Juz 2, hal: 32.
3) Adawatus syaithan Ii al insan kama ja'at fie al Qur'an. Hal: 13-16.
Dari  buku: Sembuh dengan Ruqyah - Cara Sunnah atasi Gangguan Jin, Sihir dan 'Ain

 

0 Komentar