Melihat jin dalam keadaan terjaga

Pembahasan mengenai melihat atau dapat meng-indera jin dalam keadaan terjaga ini dikecualikan terhadap para Nabi dan para Rasul sholawatuLLaah wa salaamuhu 'alaihim.

ALLaah SWT berfirman;

يَا بَنِي آدَمَ لَا يَفْتِنَنَّكُمُ الشَّيْطَانُ كَمَا أَخْرَجَ أَبَوَيْكُمْ مِنَ الْجَنَّةِ يَنْزِعُ عَنْهُمَا لِبَاسَهُمَا لِيُرِيَهُمَا سَوْآتِهِمَا ۗ إِنَّهُ يَرَاكُمْ هُوَ وَقَبِيلُهُ مِنْ حَيْثُ لَا تَرَوْنَهُمْ ۗ إِنَّا جَعَلْنَا الشَّيَاطِينَ أَوْلِيَاءَ لِلَّذِينَ لَا يُؤْمِنُونَ

Wahai anak cucu Adam! Janganlah sampai kamu tertipu oleh setan sebagaimana halnya dia (setan) telah mengeluarkan ibu bapakmu dari surga, dengan menanggalkan pakaian keduanya untuk memperlihatkan aurat keduanya. Sesungguhnya dia dan pengikutnya dapat melihat kamu dari suatu tempat *yang kamu tidak bisa melihat mereka*. Sesungguhnya Kami telah menjadikan setan-setan itu pemimpin bagi orang-orang yang tidak beriman. - (QS. Al-A'raf, Ayat 27)

Berkata Imam Asy-Syafi'i rahimahuLLaah,

من زعم أنه يرى الجن رددنا شهادته إلا أن يكون نبياً

Barangsiapa yang mengaku dirinya bisa melihat jin (dalam bentuk asli/ghaibnya), maka kami tolak kesaksiannya kecuali dia seorang nabi. - (Kitab Fathul Bari: 4/ 489).

Jika;

  1. Yang melihat jin itu ada banyak (tiga orang atau lebih), sebagaimana peristiwa
    • Iblis di Darun Nadwah sebagai sosok Syaikh dari Najed (ada perselisihan riwayat).
    • Iblis di perang badr sebagai sosok Suroqoh bin Malik
  2. Yang bercerita adalah orang yang betul-betul bisa dipercaya seperti:
    • Abu Hurairah RadhiyaLLaahu 'Anhu saat menangkap/ memergoki syaitan yang mencuri harta zakat
    • Ubay bin Ka'ab RadhiyaLLaahu 'Anhu saat menangkap/ memergoki jin yang mencuri kurma
    • Abu Ayyub Al-Anshori RadhiyaLLaahu 'Anhu menangkap/ memergoki jin yang mencuri kurma

Maka kemungkinan jin yang terlihat itu adalah jin yang tasyakul (merubah bentuk) dalam wujud fisik di alam manusia.

Jika, yang mengaku melihat dalam keadaan terjaga hanya 1 orang yang hidup di zaman ini, maka kemungkinan besar di dalam diri orang tersebut terdapat jin-nya yang didapatnya melalui salah satu atau kombinasi berikut ini:

  • Jalur leluhurnya (nasab/saka)
  • Jalur dari kasab ilmu yang dipelajari
  • Sihir

Jin yang dilihat manusia itu tidak tasyakul dlm bentuk fisik di alam manusia. Tetapi manusia itu "bisa melihat" jin di alamnya (di alam jin) baik dalam wujud aslinya maupun wujud tasyakulnya (tasyakul ghaibnya).

* "bisa melihat" di sini bisa dimaknai dalam bentuk lain yang mendekati seperti: merasakan, mendengar, mencium aroma.

Keadaan manusia yang demikan biasanya bisa diketahui dengan menelusuri riwayat hidupnya dan memeriksa tanda-tanda lainnya.

WaLLaahu a'lam


Sumber Artikel: KH. R. Rosyadi – FTQ Blog

 

0 Komentar